Profil Desa Reco
Ketahui informasi secara rinci Desa Reco mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Reco, Kertek, Wonosobo. Mengupas potensi desa di lereng Gunung Sindoro sebagai lumbung hortikultura sayuran, pesona wisata alam dan sejarah Situs Reco, serta tantangan dan prospek pengembangan agrowisata dan pelestarian cagar budaya
-
Lumbung Hortikultura Dataran Tinggi
Berada di lereng Gunung Sindoro yang subur, Desa Reco merupakan salah satu pusat utama produksi sayuran hortikultura berkualitas tinggi di Kecamatan Kertek, seperti kubis, kentang, dan cabai, yang menopang ekonomi mayoritas warganya.
-
Warisan Sejarah dan Cagar Budaya
Nama desa ini merujuk pada keberadaan situs purbakala penting, yaitu Situs Watu Reco, yang menjadi bukti peradaban Hindu kuno di Wonosobo dan menjadi daya tarik utama dari sisi sejarah dan budaya.
-
Potensi Agrowisata dan Eduwisata Terpadu
Perpaduan antara lanskap pertanian yang memukau, kesejukan udara pegunungan, dan keberadaan situs sejarah menjadikan Desa Reco memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata dan eduwisata yang unik dan terintegrasi.
Terhampar di lereng subur Gunung Sindoro, Desa Reco, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, adalah sebuah perpaduan langka antara produktivitas agraris yang melimpah dan jejak peradaban masa lampau yang agung. Nama "Reco" (arca/patung) bukanlah sekadar penanda, melainkan sebuah gerbang menuju kisah sejarah yang terpatri dalam batu. Desa ini tidak hanya dikenal sebagai salah satu lumbung utama sayuran hortikultura yang memasok pasar-pasar besar, tetapi juga sebagai rumah bagi situs purbakala penting yang menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu. Dari terasering ladang yang menghijau hingga arca-arca kuno yang hening, Desa Reco menawarkan sebuah narasi unik tentang bagaimana alam, kerja keras dan sejarah dapat hidup berdampingan secara harmonis.
Kondisi Geografis di Ketinggian Vulkanik
Secara geografis, Desa Reco berada pada ketinggian yang signifikan di lereng timur Gunung Sindoro. Topografinya berbukit-bukit curam dengan lembah-lembah yang dalam, membentuk lanskap pertanian bertingkat (terasering) yang memukau. Berada di jalur cincin api, tanah di wilayah ini sangat subur berkat material vulkanik, menjadikannya sangat ideal untuk budidaya sayuran dataran tinggi. Luas wilayah Desa Reco adalah sekitar 4,33 kilometer persegi atau 433 hektare.Secara administratif, Desa Reco berbatasan dengan beberapa desa lainnya. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Candimulyo. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Candiyasan. Sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pagerejo, dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Gunung Sindoro.Berdasarkan data kependudukan per September 2025, jumlah penduduk Desa Reco ialah sekitar 4.712 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 1.088 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas mutlak penduduknya adalah petani sayur yang mengolah lahan-lahan miring dengan ketekunan dan kearifan yang diwariskan secara turun-temurun.
Tata Kelola Pemerintahan dan Fokus Pembangunan
Pemerintahan Desa Reco, yang terdiri dari Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, menjalankan roda pembangunan dengan menghadapi tantangan dan potensi yang khas sebagai desa pegunungan. Dalam Musyawarah Desa (Musrenbangdes), prioritas utama pembangunan secara konsisten diarahkan pada tiga sektor: peningkatan infrastruktur pertanian, mitigasi bencana, dan pengembangan potensi pariwisata.Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani menjadi program vital untuk memastikan kelancaran distribusi hasil panen dari ladang-ladang yang sulit dijangkau. Mengingat tingkat kemiringan lahan yang tinggi, pembangunan talud penahan longsor juga menjadi fokus penting untuk melindungi permukiman dan lahan pertanian. Di sisi lain, pemerintah desa mulai menaruh perhatian serius pada penataan dan promosi Situs Reco sebagai aset wisata budaya yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
Lumbung Sayuran Hortikultura
Perekonomian Desa Reco secara fundamental digerakkan oleh sektor pertanian hortikultura. Udara yang sejuk dan tanah yang subur menjadikan desa ini sebagai surga bagi aneka jenis sayuran. Komoditas utama yang menjadi andalan para petani adalah kubis, kentang, cabai, sawi, dan daun bawang. Kualitas sayuran dari lereng Sindoro, termasuk dari Desa Reco, dikenal sangat baik dan memiliki permintaan pasar yang tinggi.Setiap hari, puluhan kendaraan pengangkut hilir mudik membawa hasil panen dari Desa Reco menuju pasar-pasar induk di Wonosobo, Magelang, Semarang, hingga Jakarta. Siklus tanam dan panen yang berjalan sepanjang tahun membuat roda ekonomi desa ini terus berputar. Sistem pertanian di sini sangat intensif, di mana petani memaksimalkan setiap jengkal lahan dengan pola tanam tumpangsari dan rotasi tanaman yang cermat. Keberadaan Kelompok Tani (Poktan) menjadi sangat penting sebagai wadah untuk berbagi informasi, mengelola bantuan pemerintah, dan kadang-kadang melakukan penjualan bersama.
Situs Watu Reco: Jendela Menuju Masa Lampau
Keunikan Desa Reco yang paling menonjol adalah keberadaan Situs Purbakala Watu Reco. Situs ini merupakan kompleks peninggalan dari masa peradaban Hindu kuno, yang ditandai dengan adanya beberapa arca batu, lingga, dan yoni yang tersebar di beberapa titik. Arca yang paling terkenal adalah arca Ganesha dan Agastya, meskipun beberapa dalam kondisi yang sudah tidak utuh.Keberadaan situs ini menunjukkan bahwa kawasan lereng Sindoro telah menjadi tempat permukiman atau tempat suci yang penting sejak berabad-abad yang lalu. Bagi masyarakat setempat, situs ini tidak hanya dianggap sebagai cagar budaya, tetapi juga sebagai tempat yang dikeramatkan dan memiliki nilai spiritual. Situs Reco menjadi aset tak ternilai yang memberikan identitas sejarah dan budaya yang kuat bagi desa ini, membedakannya dari desa-desa agraris lain di sekitarnya.
Tantangan dan Prospek Agrowisata Sejarah
Tantangan utama yang dihadapi masyarakat Desa Reco adalah isu-isu klasik di wilayah pertanian pegunungan. Fluktuasi harga sayuran yang ekstrem, ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia, serta risiko bencana alam seperti tanah longsor menjadi ancaman yang selalu ada. Dari sisi pariwisata, tantangannya adalah bagaimana mengelola Situs Reco secara profesional tanpa merusak kelestariannya, serta meningkatkan aksesibilitas dan fasilitas pendukung bagi wisatawan.Namun prospek masa depan Desa Reco sangat cerah dan terletak pada kemampuannya untuk mengintegrasikan potensi pertanian dan pariwisata sejarahnya. Desa ini sangat ideal untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata dan eduwisata. Konsep "Wisata Petik Sayur" dapat menjadi daya tarik, di mana pengunjung dapat merasakan sensasi memanen kubis atau mencabut wortel langsung dari ladangnya.Paket wisata terpadu dapat dirancang di mana setelah menikmati keindahan agrowisata, pengunjung diajak untuk mengunjungi Situs Reco dengan dipandu oleh juru cerita lokal yang menjelaskan sejarah dan makna dari setiap peninggalan. Pengembangan homestay yang dikelola oleh warga dapat memberikan pengalaman menginap yang otentik di tengah suasana pedesaan pegunungan.Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi sangat krusial untuk menjadi motor penggerak pengembangan pariwisata terpadu ini. Dengan branding yang kuat sebagai "Desa Agraris-Purbakala di Lereng Sindoro", promosi yang gencar melalui media digital, serta peningkatan kapasitas masyarakat sebagai pelaku pariwisata, Desa Reco berpotensi menjadi salah satu destinasi unggulan di Wonosobo yang menawarkan pengalaman yang lengkap: keindahan alam, kekayaan hasil bumi, dan kedalaman warisan sejarah.